STRES, CEMAS & DEPRESI ITU SAMA GAK SIH?

Hai hai haiii BestieSmart dimanapun kalian berada. Gimana nih kabarnya? Sehat? MinSmart berharap BestieSmart bisa selalu sehat dan happy dimanapun kalian berada. Gimana? Masih semangat kan untuk terus menambah literasi seputar psikologi? Kali ini, MinSmart akan membahas hal yang tidak asing nih di dunia psikologi yaitu stress, cemas dan depresi. Kira-kira apa nih yang terlintas dipikiran BestiSmart Ketika mendengar kata tersebut? Sebenarnya stress, cemas dan depresi itu sama atau beda sih? Untuk tahu jawaban pastinya, yuk kita baca artikelnya sama-sama!

Di kalangan Masyarakat, masih banyak yang terkecoh dengan istilah stress, cemas dan depresi. Terkadang ketiga kata ini disama artikan. Meskipun memiliki konteks yang hampir mirip, stress, cemas dan depresi memiliki gejala yang berbeda-beda. Sebelum masuk ke gejalanya kita akan bahas dari definisi awalnya terlebih dahulu.  

Stres merupakan suatu reaksi atau respon tubuh individu dalam menghadapi tekanan atau yang bisa disebut sebagai ‘stressor’. Tekanan tersebut bisa datang dari berbagai sumber seperti lingkungan, fisik dan emosional. American Psychological Association (APA) mendefinisikan Stres sebagai reaksi tubuh terhadap tantangan atau ancaman. APA berpendapat bahwa stres bisa bersifat positif (misalnya, untuk motivasi) atau negatif (misalnya, dapat menyebabkan masalah kesehatan).

Sedangkan cemas atau kecemasan merupakan reaksi emosi dengan ciri khas perasaan ketidakpastian atau perasaan khawatir terhadap situasi yang belum terjadi. Beck (1976) mendefinisikan kecemasan sebagai hasil dari pemikiran negatif yang berlebihan atau sering disebut sebagai overthinking dimana seseorang memiliki antisipasi yang tinggi terhadap sesuatu atau bahaya yang tidak terjadi atau tidak realistis. 

Dan depresi dalam buku pedoman psikologi yaitu DSM-V termasuk kedalam gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan adanya perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, dan gejala fisik dan psikis lainnya selama setidaknya terjadi dalam waktu dua minggu. Burns (1980) mendefinisikan depresi sebagai perasaan putus asa, tidak berharga dan kehilangan harapan. Depresi juga sering disertai dengan gejala fisik lainnya. 

Setelah mengetahui definisi dari stress, cemas dan depresi, agar lebih terlihat perbedaannya dan mudah dipahami, berikut adalah gejala yang biasa dirasakan individu jika mengalami stress, cemas atau depresi:

  1. Gejala Stress

Stress ditandai dengan adanya gejala fisik seperti nyeri dada, jantung berdebar, sulit tidur, sakit kepala, dan lain-lain. Juga gejala perilaku, seperti mudah marah, sulit konsentrasi, emosi tidak stabil, bereaksi berlebihan, tidak mampu menyelesaikan tugas, dan lain-lain.

  1. Gejala Kecemasan

Rasa cemas atau kecemasan ditandai dengan adanya gejala fisik seperti peningkatan detak jantung, keringat dingin, gemetar, dan lain-lain. Selain itu terdapat gejala emosional seperti adanya rasa takut, tegang, panik, dan khawatir yang berlebihan. Dan juga gejala perilaku seperti kesulitan berkonsentrasi atau menghindari kondisi yang dapat memunculkan rasa cemas.

  1. Gejala depresi

Depresi memiliki gejala fisik, seperti rasa lelah yang sangat atau ekstrim, mengalami gangguan tidur (sulit tidur atau tidur berlebihan), gangguan makan (tidak nafsu makan atau sangat banyak makan). Selain itu, ada terdapat gejala emosional, seperti adanya perasaan tidak berharga, putus asa, sedih berkepanjangan, dan kehilangan minat. Dari Depresi ini juga terdapat gejala perilaku, seperti menarik diri dari lingkungan sosial, merasa tidak punya energi, hingga ada pemikiran atau ide bunuh diri. 

Secara general, gejala yang dialami antara stress, kecemasan dan depresi memiliki beberapa kesamaan terutama dalam gejala fisik. Namun yang membedakan, stress cenderung berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap tekanan yang biasanya berlangsung singkat dan sementara. Sedangkan cemas cenderung kepada rasa khawatir secara berlebihan terhadap ancaman atau bahaya yang akan terjadi dimasa mendatang. Sedangkan depresi cenderung bersifat lebih internal dengan adanya perasaan kehilangan energi, minat dan motivasi secara berkelanjutan yang biasanya minimal dialami selama dua minggu.

Stres merupakan respon tubuh pertama pada saat menghadapi suatu tekanan. Jika stress ini tidak terkelola dengan baik, maka akan menyebabkan stress berkepanjangan. Stres berkepanjangan ini lama kelamaan bisa menimbulkan perasaan cemas terhadap tekanan tersebut. Sebelum individu tersebut berhadapan langsung dengan penyebab stresnya, individu tersebut sudah bisa merasakan rasa cemas. Dan kemudian stress dan cemas yang terus menerus tidak teregulasi dengan baik ini bisa mengakibatkan depresi. 

Nah itulah perbedaan antara stress, cemas dan depresi. Setelah BestieSmart mengetahui perbedaan ketiga hal tersebut, BestieSmart tidak keliru lagi ya dalam memahami ketiga nya. Semoga bermanfaat!

Referensi

American Psychiatric Association. (2013). The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 5 th Edition (DSM-V). United States

American Psychological Association. (2021). Stress: The different kinds of stress. Retrieved from APA website.

Beck, A. T. (1976). Cognitive Therapy and the Emotional Disorders. New York: Penguin Books.

Burns, D. D. (1980). Feeling Good: The New Mood Therapy. New York: William Morrow.

2 komentar untuk “STRES, CEMAS & DEPRESI ITU SAMA GAK SIH?”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tanyakan
Butuh Bantuan?
Scan the code
Selamat datang di Smart Edu.
Anda membutuhkan Jasa pelayanan Psikotest, Terapi atau Konsultasi?

Silahkan beritahu kami, apa yang bisa kami bantu.