DETEKSI BURNOUT DI TEMPAT KERJA

Hai hai haiii para BestieSmart. Welcome back with MinSmart dalam artikel SmartEdu yang pastinya akan memberikan berbagai macam wawasan baru seputar psikologi. MinSmart masih mau bahas tentang stress nih. Kalau sebelumnya MinSmart udah bahas tentang stress akademik pada siswa, nah kali ini MinSmart mau bahas tentang stress kerja atau istilah yang sering digunakan adalah ‘burnout’. Kira-kira BestieSmart ada yang udah kerja atau magang disini? Pernah ngerasain burnout? Eh bentar-bentar, sebelum jawab pertanyaan MinSmart, yuk kita pahami seputar stress kerja atau burnout ini, check this out!

Burnout atau stress kerja merupakan fenomena yang sering kali terjadi di kalangan karyawan maupun pekerja. Terutama di era globalisasi seperti saat ini, lingkungan kerja yang dinamis juga penuh tekanan membuat Tingkat stress pada karyawan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena tuntutan produktivitas yang semakin tinggi juga tenggat waktu atau deadline yang semakin mendesak, serta beban kerja yang melebihi kemampuan diri karyawan. Siklus kerja yang tidak sehat ini dapat memicu timbulnya gangguan pada kesehatan fisik maupun psikis. 

Robbins & Coulter (2010) mendefinisikan stress kerja sebagai reaksi negatif individu yang mengalami tekanan berlebih dari beban yang mereka tanggung dikarenakan tuntutan, hambatan, atau peluang yang terlalu banyak. Stress kerja merupakan akibat adanya ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan yang dimiliki individu. Semakin besar kesenjangan yang terjadi antara tuntutan dan kemampuan individu tersebut, maka akan semakin tinggi juga potensi Tingkat stress yang akan dialami oleh pekerja. 

Dalam kondisi di Perusahaan, stress kerja ini juga dapat berdampak terhadap produktivitas kinerja pekerja. Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wartono (2017) tentang pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan yang sangat kuat antara stress kerja terhadap kinerja karyawan. Penurunan kinerja dapat berdampak pada tingginya absensi karyawan, meningkatnya konflik interpersonal maupun kelompok, bahkan jika stress kerja ini tidak segera dikelola dengan baik maka akan memiliki resiko untuk mengalami penurunan hasil kerja secara keseluruhan dan juga meningkatkan turnover karyawan.  

Tapi BestieSmart tau engga, bahwa sebenarnya tidak semua stress memiliki dampak buruk. Berney dan Selye menjelaskan empat jenis stress, yaitu:

  1. Eustres 

Adalah jenis stress yang memiliki dampak positif karena menimbulkan semangat atau gairah untuk bekerja. Seperti adanya tantangan baru dari meningkatnya tanggung jawab, tugas yang berkualitas dan tekanan waktu. Bagi sebagian orang sensasi stress tersebut dapat memacu produktivitas mereka agar bisa menyelesaikan tugas sesuai target

  1. Distress

Adalah jenis stress yang dapat menimbulkan rasa membahayakan bagi individu dikarenakan adanya tuntutan yang dirasa tidak menyenangkan atau dirasa berlebihan hingga menguras energi individu tersebut.

  1. Hyperstress

Adalah jenis stress yang mengakibatkan dampak yang luar biasa bagi yang mengalaminya.

  1. Hypostress

Adalah jenis stress yang justru timbul dikarenakan kurangnya tugas atau rendahnya produktivitas yang dialami oleh individu. Hal tersebut terjadi karena individu merasa bosan karena pekerjaan yang cenderung monoton yang mereka alami.

Nah BestieSmart udah tau belum tanda atau ciri-ciri kalau BestieSmart ngalamin yang Namanya Burnout atau stress kerja? Robbins dan Timothy (2016), menjelaskan mengenai gejala-gejala pada stress kerja, yaitu:

  1. Gejala Fisiologis

Gejala fisiologis ini dapat dialami dengan adanya perubahan metabolisme tubuh, jantung berdetak lebih kencang, adanya rasa sakit kepala, memicu gangguan lambung atau Gerd, hingga meningkatkan tekanan darah. 

  1. Gejala Psikologis

Gejala psikologis dapat dirasakan dari adanya ketegangan, perasaan cemas, khawatir berlebihan, mudah marah, mudah merasa bosan, dan lain-lain

  1. Gejala Perilaku

Gejala perilaku dapat terlihat dari penurunan produktivitas kerja, tingginya absensi, sering menunda-nunda pekerjaan, menghindari interaksi sosial di tempat kerja, hingga meningkatkan kebiasaan buruk seperti merokok hingga minum alkohol sebagai cara untuk mengatasi stress.

Nahh, itulah penjelasan mengenai burnout atau stress kerja. Kalau BestieSmart sudah merasakan gejala stress kerja tersebut, jangan diabaikan yaa. Segera regulasi stress tersebut atau cari cara yang positif untuk mengatasi stress tersebut. Jangan lupa healing-healing BestiSmart. Semoga bermanfaat!

Referensi

Asih, G. Y., Widhiastuti, H., & Dewi, R. (2018). Stres kerja.

Robbins, Sthepen. P. Perilaku Organisasi. Jilid II. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia. 2003.

Wartono, T. (2017). Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang4(2), 41-55.

2 komentar untuk “DETEKSI BURNOUT DI TEMPAT KERJA”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tanyakan
Butuh Bantuan?
Scan the code
Selamat datang di Smart Edu.
Anda membutuhkan Jasa pelayanan Psikotest, Terapi atau Konsultasi?

Silahkan beritahu kami, apa yang bisa kami bantu.