
Hallohaaiii BestieSmart semua, balik lagi sama MinSmart disini yang akan membahas tuntas pengetahuan juga informasi seputar dunia Psikologi, yang pastinya menarik juga bermanfaat buat BestieSmart semua. MinSmart kali ini masih akan membahas seputar kecerdasan nih, tapi lebih spesifik nya terhadap perkembangan kognitif pada manusia. Kira-kira bagaimana yaa perkembangan kognitif manusia sejak kecil hingga dewasa? Penaran? Buat tahu jawabannya, yuk kita baca artikelnya sama-sama!
Dalam kehidupan manusia, perkembangan kognitif merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan karena hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan belajar individu, juga dalam kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya. Di era digital yang semakin pesat ini, individu terutama anak-anak mendapatkan banyak stimulus yang bisa mendukung perkembangan kognitif nya juga bisa menghambat perkembangan kognitifnya. Misalnya, dengan penggunaan gadget atau internet yang tidak dikendalikan, maka akan dapat menghambat interaksi individu dalam lingkungan sosialnya. Sedangkan interaksi dengan lingkungan sosial ini merupakan salah satu perkembangan kognitif melalui pembelajaran bahasa, kemampuan berempati dan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil berbagai penelitian menunjukan bahwa tidak hanya faktor lingkungan saja yang berpengaruh, tapi juga karena aspek biologi yaitu karena genetik dan fungsi otak, aspek psikososial yaitu berupa perilaku pola asuh yang ada di lingkungan keluarganya juga kualitas pendidikan. Ketidakseimbangan dalam faktor-faktor ini dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan kognitif anak, seperti keterlambatan berbicara, kesulitan memusatkan perhatian, atau lambat dalam memahami konsep abstrak.
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan dalam kemampuan mengkoordinasikan cara berpikir yang beragam agar dapat menyelesaikan suatu masalah yang menjadi tolak ukur pertumbuhan kecerdasan anak. Dalam teori Behavioristik, kecerdasan anak dapat terus bertumbuh melalui semakin bertambahnya informasi yang didapatkan. Agar anak mendapatkan banyak informasi baru, maka diperlukan bantuan rangsangan atau stimulasi dari orang tua dan lingkungan. Dalam memberikan stimulasi untuk perkembangan kognitif pada anak, terdapat metode, cara dan tahap yang telah ditentukan sesuai dengan perkembangan usia nya.
Otak adalah organ manusia yang paling berkaitan dengan kognitif dan kecerdasan manusia. Struktur otak sejak lahir sudah terbentuk secara genetic, namun fungsi dari otak tersebut tergantung kepada interaksi yang ada antara individu dengan lingkungannya. Otak memiliki berbagai macam fungsi yang luar biasa agar manusia dapat beraktivitas dan mengenal serta memahami gejala alam di dunia. Gazzaniga (dalam Santrock, 2007) mengatakan bahwa secara utuh, otak manusia berfungsi sebagai:
- Pemrosesan Verbal
Di dalam otak manusia, terdapat dua belahan otak pada aspek bahasa. Aspek bahasa ini berada pada belahan otak sebelah kiri. Namun, tidak semua pemrosesan bahasa berada pada belahan sebelah kiri. Dalam beberapa konteks yang berbeda, proses humor melibatkan belahan otak sebelah kanan.
- Pemrosesan Non-Verbal
Aspek non-verbal kebanyakan berada pada belahan otak sebelah kanan. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, bahwa otak belahan kiri dan belahan kanan masing-masing memiliki pembagian tugas atau kerja. Belahan otak sebelah kiri dominan bertugas dalam pemrosesan berpikir logis, rasional dan berurutan. Sedangkan belahan otak sebelah kanan didominasi dengan tugas visual-spasial, analogis, dan holistik.
Pada perkembangan kognitif anak usia dini, salah satu tokoh teoritis kognitif yaitu Jean Piaget menyebutkan bahwa terdapat beberapa proses dalam perkembangan kognitif anak. Piaget (dalam Khadijah, 2016) menyebutkan bahwa anak mendapatkan infomasi melalui proses eksplorasi, manipulasi dan konstruksi secara elaboratif. Piaget juga menyatakan bahwa cara utama anak dalam merancang pengetahuannya yaitu dengan adaptasi dan organisasi. Kemudian adaptasi dan organisasi ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
- Skema
Merupakan Tingkat berpikir yang paling sederhana, yaitu cara atau konsep yang dilakukan anak untuk mengelompokan kemudian menafsirkan informasi yang diperoleh Ketika sedang berinteraksi dengan lingkungan.
- Asimilasi
Asimilasi merupakan proses Ketika anak dapat menambahkan informasi baru kepada skema yang sudah dibentuk sebelumnya.
- Akomodasi
Proses akomodasi ini berlangsung Ketika anak sudah bisa mengubah skema sebelumnya dengan informasi yang baru karena skema sebelumnya tidak sesuai.
- Ekuilibrium
Ekuilibrium adalah proses terjadinya keseimbangan antara struktur kognitif anak dengan lingkungannya. Kognitif anak terus berkembang bukan hanya menerima pengetahuan dari luar saja, namun terus menerus membangun pengetahuannya.
Nah itulah pembahasan seputar kognitif juga proses kognitif yang terjadi pada anak. Semoga bermanfaat!
Referensi
Fauzia, W. (2023). Perkembangan kognitif anak usia dini. Feniks Muda Sejahtera.
Khadijah, K. (2016). Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.
Santrock, John W, 2007, Educational Psychology, Terjemahan Tri Wibowo, Jakarta, Kencana.
This all-in-one clock radio CD player is more than just an alarm—it’s a full media hub. Along with a traditional CD player, it features AM/FM radio, Bluetooth connectivity, and a wireless remote control. Dual alarms make it easy to set different wake times, while the large LED display ensures easy readability. With rich stereo sound and multiple playback options, it’s one of the best clock radios with CD player and Bluetooth functionality. Great for music lovers who value versatility in a radio alarm clock CD player setup.
I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.